Sandetofen

Dexketoprofen

Pengobatan simtomatik intensitas nyeri akut bila pemberian obat secara oral tidak adekuat, misalnya nyeri pascaoperasi.

IM/IV 50 mg setiap 8-12 jam. Jika diperlukan, dapat diulang setiap 6 jam. Maks: 150mg. Gangguan hati ringan sampai sedang, gangguan ginjal ringan (CrCl 50-80 mL/mnt), Lansia 50 mg per hari.

Riwayat hipersensitivitas terhadap dexketoprofen, NSAID lainnya. Nyeri peri-op pada operasi bypass koroner. Pemberian scr neuraksial. Pasien yg pernah mengalami serangan asma, bronkospasme, rinitis akut, atau polip hidung, urtikaria atau edema angioneurotik yg dipicu oleh obat lain dg cara yang serupa (misalnya aspirin, atau NSAID lainnya). Riwayat menderita tukak lambung (aktif atau hanya kecurigaan baru), atau dispepsia kronik, perdarahan lambung atau perdarahan aktif lainnya, penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, riwayat asma bronkial, gagal jantung berat. Diatesis hemoragik & ggn koagulasi lain, atau pasien yg diterapi dg antikoagulan. Disfungsi ginjal sedang sampai berat (CrCl <50 mL/menit). Kerusakan hati yg parah (skor Child-Pugh 10-15). Hamil & menyusui.

Riwayat alergi obat & asma bronkial. Segera hentikan jika terjadi perdarahan atau tukak lambung GI; peningkatan signifikan SGPT & SGOT. Dpt menyebabkan peningkatan risiko trombosis KV serius, MI & stroke; efek samping serius pada saluran cerna, termasuk perdarahan, ulserasi & perforasi lambung atau usus. Pantau gejala GI terutama perdarahan; pasien yg memiliki terapi lain yg mempengaruhi hemostasis. Dpt menutupi gejala infeksi. Gangguan hematopoietik, SLE, atau penyakit jaringan ikat campuran. Gagal jantung. Gangguan fungsi hati, gagal ginjal. Anak. Lansia.

Mual, muntah, nyeri pada tempat pemberian, anemia, sakit kepala, pusing, insomnia, kantuk, penglihatan kabur, hipotensi, hot flushes, sakit perut, dispepsia, diare, sembelit, muntah darah, mulut kering, dermatitis, pruritus, ruam kulit, keringat berlebihan, reaksi pada area injeksi, memar atau perdarahan inflamasi, demam, kelelahan, nyeri, kedinginan, hiperglikemia, hipoglikemia, hipertrigliseridemia, parestesia, tinitus, ekstrasistol, takikardia, hipertensi, edema perifer, tromboflebitis, superfisial, bradipnea, tukak lambung, perdarahan atau perforasi gastroduodenal, anoreksia, peningkatan enzim hati, gangguan hati, penyakit kuning, urtikaria, jerawat, sendi kaku, kram otot, poliuria, sakit ginjal, gangguan menstruasi, gangguan prostat, sakit punggung, sinkop, menggigil, ketonuria, proteinuria, neutropenia, trombositopenia , bronkospasme, dispnea, kerusakan pankreas, kerusakan hati, reaksi kulit mukokutan yang parah (sindrom Stevens-Johnson, sindrom Lyell), angioedema, kelainan kulit aksi, reaksi fotosensitivitas, pruritus, kerusakan ginjal (nefritis atau sindrom nefrotik), anafilaksis, edema wajah.

Efek sinergis dg NSAID lain. Meningkatkan kadar glikosida darah. Peningkatan risiko perdarahan & kerusakan mukosa GI dg obat antikoagulan. Peningkatan kadar lithium dlm darah; metotreksat; toksisitas hidantoin & sulfonamid. Pengurangan efek antihipertensi diuretik & β-blocker. Peningkatan risiko perdarahan pada penggunaan bersama dg obat pentoxifyline & trombolitik. Pengaruh pada retikulosit dg zidovudine. Peningkatan efek hipoglikemik sulfonilurea; nefrotoksisitas dg siklosporin & tacrolimus; kadar darah dg probenesid; kejang dg kuinolon dosis tinggi. Dapat mengubah efektivitas mifepristone.

Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

M01AE17 - dexketoprofen ; Belongs to the class of propionic acid derivatives of non-steroidal antiinflammatory and antirheumatic products.

G