Rexulti

Brexpiprazole.

Eksaserbasi & terapi rumat skizofrenia utk pasien dws.

Skizofrenia Awal 1 mg 1 x / hr hr ke 1-4. Dosis target yg dianjurkan: 2-4 mg 1 x / hr. Dosis dpt dititrasi menjadi 2 mg 1 x / hr pada hr ke 5-7, lalu menjadi 4 mg pd hari ke 8 berdasarkan respons klinis & tolerabilitas pasien Maks: 4 mg / hr. Pasien dg ggn hati sedang sampai berat (skor Child-Pugh ≥ 7); Ggn ginjal stadium sedang, berat atau stadium akhir Maks: 3 mg 1 x / hr.

Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.

Hipersensitivitas.

Peningkatan mortalitas pada pasien lansia dg psikosis terkait demensia. Tdk utk psikosis terkait demensia. Pikiran & perilaku bunuh diri. Pantau ketat pasien yg berisiko tinggi utk percobaan bunuh diri. Ggn serebrovaskular termasuk stroke pd pasien lansia dg psikosis terkait demensia. Pasien yg diketahui penyakit KV , riwayat keluarga dg perpanjangan interval QT, ketidakseimbangan elektrolit, atau penggunaan bersamaan dg obat yg memperpanjang interval QT; riwayat infark miokard atau penyKV yang tak stabil. Identifikasi semua faktor risiko tromboemboli vena sebelum & selama pengobatan. Risiko sindrom neuroleptik maligna. Hentikan penggunaan jika dicurigai adanya sindrom neuroleptik maligna; tanda & gejala tardive dyskinesia muncul; pd saat munculnya tanda pertama penurunan leukosit yg signifikan secara klinis tanpa adanya faktor penyebab lain; pd pasien dg jumlah neutrofil absolut <1.000 / mm3. Perubahan metabolik termasuk hiperglikemia , DM, dislipidemia & peningkatan berat badan. Kaji glukosa plasma puasa sebelum atau segera setelah permulaan pengobatan & pantau secara berkala selama pengobatan jangka panjang. Pantau secara berkala thd perburukan kontrol glikemik pd pasien DM atau risiko DM. Pantau profil lipid puasa & peningkatan berat badan pada awal terapi & secara berkala selama pengobatan. Risiko timbul perilaku patologis utk berjudi & kompulsif lainnya perilaku. Pantau ketat pasien dg riwayat gangguan pengendalian impuls sebelumnya. Kurangi dosis atau hentikan penggunaan jika perilaku kompulsif berkembang. Lakukan hitung darah lengkap sesering mungkin selama beberapa bulan pertama terapi pada pasien dg jumlah sel darah putih / jumlah neutrofil absolut rendah atau riwayat leukopenia / neutropenia akibat obat. Pantau pasien dg neutropenia bermakna secara klinis untuk demam atau gejala lain atau tanda infeksi & obati segera jika timbul gejala atau tanda tersebut. Hipotensi ortostatik & sinkop. Pantau tanda-tanda vital pd pasien yg berisiko mengalami hipotensi (misalnya, lansia, pasien dg dehidrasi, hipovolemia, pengobatan dg antihipertensi), diketahui mengalami peny KV termasuk riwayat infark miokard, penyakit jantung iskemik, gagal jantung atau kelainan konduksi, & penyakit serebrovaskular. Dapat menyebabkan kantuk, hipotensi postural, ketidakstabilan motorik & sensorik yg dpt menyebabkan jatuh & patah tulang atau cedera lain; kejang pd pasien dengan riwayat atau kondisi yang menurunkan ambang kejang. Lakukan penilaian risiko jatuh lengkap saat memulai pengobatan & ulangi penilaian pd pasien dlm terapi jangka panjang. Dpt mengganggu kemampuan tubuh utk menurunkan suhu inti tubuh. Pasien dg kondisi yang dapat menyebabkan peningkatan suhu inti tubuh misalnya, berolahraga berat, terpapar panas ekstrem, menerima pengobatan bersamaan dengan aktivitas antikolinergik atau mengalami dehidrasi; berisiko mengalami aspirasi. Disfagia. Tdk utk pasien dg ggn herediter yang jarang terjadi seperti intoleransi galaktosa, defisiensi laktase total atau glukosa-galaktosa malabsorpsi. Individu dg metabolisme CYP2D6 yg buruk. Pengaruh kecil hingga sedang pada kemampuan mengemudi & menggunakan mesin, ggn pertimbangan atau berpikir krn potensi efek sistem saraf spt sedasi & pusing. Ggn hati & ginjal. Kehamilan & laktasi. Risiko gejala ekstrapiramidal & / atau dg gejala putus obt pd neonatus yang ibunya terpapar pengobatan selama trimester ke-3 kehamilan. Anak. Lansia ≥ 65 thn.

Dispepsia, diare; peningkatanBB, peningkatan kreatin fosfokinase darah; akatisia, tremor, sedasi. 

Peningkatan paparan obat pd pemberian dg penghambat CYP3A4 kuat (misalnya, itrakonazol, klaritromisin, ketokonazol) & sedang (misalnya flukonazol), penghambat CYP2D6 kuat (misalnya, paroksetin, fluoksetin, kuinidin) & sedang (misalnya, duloksetin) atau kombinasi keduanya. Penurunan paparan obat pd pemberian dg penginduksi CYP3A4 kuat (misalnya rifampisin, St. John's wort).

Antipsikotik

N05AX16 - brexpiprazole ; Belongs to the class of other antipsychotics.

G