Fodisis

Fodisis

fluconazole

Produsen:

Sanbe
Bahasa Concise Prescribing Info
Komposisi
Flukonazol.
Indikasi/Kegunaan
Kriptokokosis, termasuk meningitis kriptokokal & infeksi pd tempat lainnya (misalnya paru, kulit). Host/inang yg normal & pasien dg AIDS, transplantasi organ tubuh, atau penyebab lainnya yg menekan sistem imun tubuh; ggn fungsi imun. Terapi pemeliharaan utk mencegah kekambuhan peny kriptokokus pd pasien dg AIDS. Kandidiasis sistemik spt kandidemia, kandidiasis diseminata & bentu infeksi kandida invasif lainnya. Infeksi peritoneum, endokardidum, & paru, serta ISK. Keganasan, pasien di ICU, yg sesdang mendapat terapi sitotoksik atau atau terapi imunusupresi, atau dg faktor predisposisi lainnya utk infeksi kandida. Kandidiasis mukosa termasuk infeksi orofarings, esofagus, bronkopulmonal invasif, kandiduria, kandidiasis mukokutan & kandidiasis atrofik oral kronik (krn penggunaan gigi palsu). Pencegahan kekambuhan kandidiasis orofarings pd pasien AIDS. Kandidiasis genital, kandidiasis vag akut atau rekuren, balanitis Kandidal. Pencegahan infeksi jamur pd pasien dg keganasan yg rentan thd infeksi tertentu sebagaimana diakibatkan oleh kemoterapi yg sitotoksik atau radioterapi. Dermatomikosis spt tinea pedis, korporis, kruris, versikolor, & infeksi kandida pd kulit.
Dosis/Cara Penggunaan
Dws Meningitis kriptokokus & infeksi di tempat lain 400 mg pd hr pertama, dilanjutkan dg 200-400 mg 1 x/hr. Lama pengobatan: 6-8 minggu utk meningitis kriptokokus. Pencegahan kekambuhan meningitis kriptokokus pd pasien AIDS 200 mg/hr, dpt diberikan tanpa batas waktu. Kandidemia, kandidiasis diseminata & infeksi kandida invasif lainnya 400 mg pd hr pertama, dilanjutkan dg 200 mg/hr, dpt ditingkatkan hingga 400 mg/hr. Kandidiasis orofaringeal 50-100 mg 1 x/hr selama 7-14 hr. Pengobatan dpt dilanjutkan utk jangka waktu yg lebih lama pd pasien dg ggn fungsi kekebalan tubuh yg berat, jika diperlukan. Kandidiasis oral atrofi yg berhubungan dg penggunaan gigi palsu 50 mg 1 x/hr selama 14 hr, diberikan bersama dg penggunaan antiseptik lokal pd gigi palsu. Infeksi kandida lainnya pd mukosa kecuali kandidiasis genital 50-100 mg/hr diberikan selama 14-30 hr. Pencegahan kekambuhan kandidiasis orofaringeal pd pasien AIDS 150 mg 1 x/minggu. Balanitis kandida 150 mg sebagai dosis tunggal. Pencegahan kandidiasis 50-400 mg 1 x/hr. Pasien berisiko tinggi terkena infeksi sistemik 400 mg 1 x/hr. Pemberian harus dimulai bbrp hr sblm perkiraan timbulnya neutropenia, dan dilanjutkan selama 7 hr ssdh jumlah neutrofil meningkat >1.000 sel/mm3. Pasien dg risiko mengalami infeksi berulang berat 100 mg 1 x/hr. Infeksi kulit termasuk infeksi tinea pedis, korporis, kruris & kandida 150 mg 1 x/minggu atau 50 mg 1 x/hr. Lama terapi: Biasanya 2-4 minggu. Tinea pedis Mungkin perlu terapi hingga 6 minggu. Tinea versikolor 50 mg 1 x/hr selama 2-4 minggu. Lama terapi maksimal: 6 minggu. Kandidiasis vagina 150 mg dosis tunggal. Anak ≥1 thn dg fungsi ginjal normal Infeksi kandida superfisial 1-2 mg/kg BB/hr. Infeksi kandida/kriptokokus sistemik 3-6 mg/kg BB/hr. Infeksi serius atau mengancam jiwa Dosis hingga 12 mg/kg BB/hr. Dosis harian maks orang dewasa: 400 mg. Pasien dg ggn fungsi ginjal yg akan menerima dosis ganda Awal 50-400 mg/hr; Bersihan kreatinin  ≥50 mL/mnt 100% dari dosis anjuran; bersihan kreatinin ≤50 mL/menit (tanpa dialisis) 50% dari dosis anjuran; Pasien yg menjalani dialisis rutin 100% dari dosis anjuran, diberikan setiap x ssdh dialisis.
Pemberian
Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas thd flukonazol atau thd komponen azol terkait. Pemberian teerfenadin pd pasien yg mendapat flukonazol pg dosis multipel ≥400 mg/hr; obat lainnya yg diketahui dpt memperpanjang interval QT & yg dimetabolisme via enzim CYP3A4, misalnya sisaprid, astemizol, eritromisin, pimozid, & kuinidin.
Perhatian Khusus
Menyebabkan kasus anafilaksis yg jarang terjadi jika dikombinasikan dg azol lain. Toksisitas hati serius termasuk kematian, terutama pd pasien dg kondisi medis serius yg mendasarinya. Pantau adanya cedera hati yg lebih serius pd pasien yg mengalami LFT abnormal selama terapi. Hentikan jika timbul tanda atau gejala klinis yang konsisten dengan penyakit hati; ruam berkembang pada pasien yang dirawat karena infeksi jamur superfisial. Reaksi kulit eksfoliatif misalnya SJS & TEN selama pengobatan. Perkembangan reaksi kulit yang parah pada pasien AIDS. Pantau secara ketat adanya ruam & hentikan jika timbul lesi bulosa atau eritema multiforme pd pasien dg infeksi jamur invasif/sistemik. Pantau pemberian flukonazol scr bersamaan (dosis <400 mg/hr) dg terfenadin scr hati-hati. Pemanjangan QT & Torsades de Pointes; termasuk pasien sakit parah dg berbagai faktor risiko yg mungkin berkontribusi, misalnya penyakit jantung struktural, kelainan elektrolit, & obat-obatan digunakan bersamaan. Kondisi yg berpotensi proaritmia. Pantau pasien yg diobati secara bersamaan dg obat-obatan yg memiliki cakupan terapeutik sempit yg dimetabolisme melalui CYP2C9, CYP2C19, & CYP3A4. Dpt mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin karena adakalanya menimbulkan pusing atau kejang. Disfungsi hati & ginjal. Hindari penggunaan pd kehamilan kecuali pd pasien dg infeksi jamur berat atau berpotensi mengancam jiwa. Tdk dianjurkan pd ibu menyusui. Tdk dianjurkan pd anak <16 thn.
Efek Samping
Sakit kepala; nyeri perut diare, kembung, mual; toksisitas hepatik termasuk kasus fatal yg jarang terjadi, peningkatan fosfatase alkalin, bilirubin, SGOT & SGPT; ruam. Leukopenia (spt neutropenia, agranulositosis), trombositopenia; anafilaksis (misalnya angioedema, edema wajah, pruritus, urtikaria); hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, hipokalemia; pusing, kejang, parestesia, perubahan pd pengecapan, tremor; pemanjangan QT, Torsaseds de Pointes; dispepsia, muntah, mulut kering; gagal hati, hepatitis, nekrosis hepatoseluler, ikterus; alopesia, ggn kulit eksfoliatif (misalnya Sindrom Stevens-Johnson & toksik epidermal nekrolisis).
Interaksi Obat
Peningkatan waktu protrombin; kejadian perdarahan (misalnya memar, epistaksis, perdarahan GI, hematuria, & melena) jika diberikan bersamaan dg warfarin. Peningkatan substansial pd kadar midazolam & efek psikomotorik. Penggunaan bersamaan dg terapi benzodiazepin, sisaprid, siklosporin, terfenadins, amfoterisin B, vorikonazol. Peningkatan kadar obat ini dlm plasma pd pemberian dg hidroklorotiazid. Peningkatan kadar fenitoin ke tingkat klinis yg signifikan. Peningkatan kadar rifabutin dlm serum & uveitis. Penurunan AUC & waktu paruh lebih pendek. Pemanjangan waktu paruh sulfonilurea oral (misalnya klorpropamid, glibenklamid, glipizid, & tolbutamid) dlm serum; kemungkinan terjadinya episode hipoglikemik pd pasien diabetes. Peningkatan kadar takrolimus dlm serum & nefrotoksisitas. Peningkatan kadar astemizol, pimozid, & kuinidin dlm plasma dpt menyebabkan pemanjangan interval QT dan terjadinya Torsades de Pointes. Peningkatan risiko toksisitas teofilin. Pengurangan kadar bersihan & volume distribusi, serta perpanjangan waktu paruh alfentanil. Peningkatan efek amitriptilin & nortriptilin. Peningkatan AUC (dosis tunggal) & waktu paruh triazolam. Hambatan metabolisme karbamazepin & peningkatan kadar karbamazepin serum. Peningkatan paparan sistemik thd obat golongan antagonis kanal kalsium (misalnya nifedipin, isradipin, amlodipin, verapamil, & felodipin). Peningkatan Cmax & AUC obat ini pd pemberian dg celecoxib. Peningkatan bilirubin & kreatinin serum pd pemberian dg siklofosfamid. Tertundanya eliminasi fentanil & peningkatan kadar fentanil dpt menyebabkan depresi pernapasan. Peningkatan kadar halofantrin & sirolimus dlm plasma. Peningkatan risiko miopati & rabdomiolisis jika digunakan bersamaan dg penghambat HMG-CoA  reduktase yang dimetabolisme melalui CYP3A4 (misalnya atorvastatin & simvastatin), atau melalui CYP2C9 (misalnya fluvastatin). Menghambat metabolisme losartan menjadi metabolit aktifnya (E-31 74). Dpt meningkatkan kadar metadon serum. Potensi peningkatan paparan sistemik golongan OAINS lain yg dimetabolisme oleh CYP2C9 (misalnya naproksen, lornoksikam, meloksikam, diklofenak). Pasien transplantasi hati yg diobati prednison mengalami insufisiensi korteks adrenal akut; peningkatan metabolisme prednison. Peningkatan AUC & penurunan kadar bersihan sakuinavir. Peningkatan paparan tofacitinib. Dapt meningkatkan kadar alkaloid vinca dlm plasma (misalnya vinkristin & vinblastin) & menyebabkan neurotoksisitas. Efek yg tak diinginkan terkait efek pd SSP misalnya pseudo tumor serebri pd pasien yg mendapat terapi kombinasi dg all-trans-retinoid acid (suatu bentuk asam dr vit A). Peningkatan Cmax & AUC zidovudin. Potensi peningkatan risiko kardiotoksisitas (misalnya pemanjangan interval QT, Torsades de Pointes) & akibatnya kematian jantung mendadak jika diberikan bersamaan dengan eritromisin.
Klasifikasi MIMS
Antijamur
Klasifikasi Kimiawi Terapeutik Anatomis
J02AC01 - fluconazole ; Belongs to the class of triazole and tetrazole derivatives. Used in the systemic treatment of mycotic infections.
Bentuk Sediaan/Kemasan
Form
Fodisis kaps 150 mg
Packing/Price
1 × 10's
Register or sign in to continue
Asia's one-stop resource for medical news, clinical reference and education
Already a member? Sign in
Register or sign in to continue
Asia's one-stop resource for medical news, clinical reference and education
Already a member? Sign in