Terapi simtomatik angina pektoris kronik stabil: pd pasien peny jantung koroner dg ritme sinus normal & kecepatan denyut jantung ≥70 x/mnt, pd pasien yg intoleransi atau yg memiliki kontraindikasi thd penyekat β, atau pd terapi kombinasi dengan golongan penyekat β pd pasien yg tdk dpt dikendalikan secara adekuat dg dosis obat golongan penyekat β yg optimal. Gagal jantung kronik (NYHA kelas II-IV) dg disfungsi sistolik, pd pasien dws dg ritme sinus & kecepatan denyut jantung ≥75 x/mnt, dlm kombinasi dg terapi standar termasuk terapi dg golongan penyekat β atau jika terapi dg golongan penyekat β merupakan kontraindikasi atau intoleransi.
Terapi simtomatik angina pektoris kronik stabil Dosis awal: 5 mg 2 x/hr, dpt ditingkatkan mjd 7.5 mg 2 x/hr ssdh 1 bln terapi, tergantung dr respon terapeutik pasien. Titrasi dosis turun mjd 2,5 mg 2x/hr jika denyut jantung menurun hingga <50 denyut/menit saat istirahat atau ada gejala bradikardia. Gagal jantung kronik Dosis awal: 5 mg 2x/hr, pd pasien <75 thn (2.5 mg 2 x/hr pd pasien ≥75 thn). Ssdh 2 minggu terapi, dosis dpt ditingkatkan mjd 7.5 mg 2x/hr (5 mg 2 x/hr pd pasien ≥75 thn) jika kecepatan denyut jantung pd saat istirahat tetap >60 denyut/mnt atau dpt diturunkan mjd 2,5 mg 2x/hr jika denyut jantung istirahat <50 denyut/mnt atau pd kasus bradikardi. Utk kedua indikasi, jika selama terapi denyut jantung menurun hingga <50 x/mnt atau pd kasus dg gejala bradikardi, dosis hrs diturunkan secara bertahap (& dihentikan, jika gejala tetap muncul ssdh dilakukan penurunan dosis).
Sebaiknya diberikan bersama makanan.
Hipersensitivitas. Kecepatan denyut jantung pd saat istirahat <70 x/mnt sblm terapi, syok kardiogenik, infark miokard akut, hipotensi berat (<90/50 mmHg); insufisiensi hati berat; sindrom sick-sinus, blok SA; gagal jantung akut atau tdk stabil; pacemaker-dependent (kecepatan denyut jantung ditentukan secara eksklusif oleh alat pacu jantung); angina tidak stabil; blok AV derajat 3; kombinasi dg penghambat kuat sitokrom P450 3A4 seperti antijamur azol (ketokonazol, itrakonazol), antibiotik makrolid (klaritromisin, eritromisin, josamisin, telitromisin), HIV Protease Inhibitor (nelfinavir, ritonavir) & nefazodon; kombinasi dg verapamil atau diltiazem. Wanita dg potensi hamil yg tdk menggunakan alat kontrasepsi yg sesuai. Hamil & laktasi.
Diindikasikan hanya utk terapi simtomatik angina pektoris stabil kronis. Serangkaian pemeriksaan denyut jantung, EKG, atau pemantauan rawat jalan 24 jam harus dipertimbangkan utk dilakukan sblm mulai pengobatan & ketika dipertimbangkan utk dilakukan titrasi dosis. Tdk dianjurkan pd pasien dg fibrilasi atrium & aritmia jantung lain yg mengganggu fungsi nodus sinus. Pantau secara teratur pasien yg diobati dg ivabradin utk mengetahui terjadinya fibrilasi atrium. Peningkatan risiko berkembangnya fibrilasi atrium. Pantau secara ketat pasien dg gagal jantung kronik & kelainan konduksi intraventrikular. Tdk dianjurkan pd blok AV derajat 2. Pengobatan tidak boleh dimulai jika denyut jantung <70 x/mnt, selama pengobatan, jika kecepatan denyut jantung pd istirahat tetap <50 x/mnt atau dalam kasus bradikardi simtomatik, dosis hrs diturunkan atau pengobatan dihentikan jika gejala terus berlanjut. Kombinasi dg obat golongan penghambat kanal Ca yang mengurangi kecepatan denyut jantung (misalnya verapamil, diltiazem). Pasien gagal jantung kronik NYHA kelas IV. Tdk dianjurkan utk diberikan ssdh tjd stroke. Pasien dg retinitis pigmentosa. Hipotensi. Tindakan Direct Current-cardioversion non urgent harus dipertimbangkan utk dilakukan dlm waktu 24 jam ssdh pemberian dosis terakhir. Hindari pemberian pd pasien dg sindrom QT kongenital atau yg diterapi dg produk obat yg memperpanjang QT. Pantau tekanan darah pd pasien hipertensi yg memerlukan modifikasi pengobatan tekanan darah. Mengandung laktosa.
Fenomena luminous (phosphenes). Sakit kepala, penglihatan kabur, pusing, bradikardi, blok AV derajat 1 (interval PQ memanjang pd EKG), ekstrasistol ventrikel, fibrilasi atrium, tekanan darah tidak terkontrol. Eosinofilia, hiperurisemia, sinkop, diplopia, gangguan penglihatan, vertigo, palpitasi, ekstrasistol supraventrikular, pemanjangan interval QT pd EKG, hipotensi, dispnea, mual, konstipasi, diare, nyeri perut, angioedema, ruam, kram otot, astenia, kelelahan, peningkatan kreatinin dalam darah. Eritema, pruritus, urtikaria, tdk enak badan. Blok AV derajat 2 & 3, sindrom sick sinus.
Dikontraindikasikan: CYP3A4 inhibitor potensi sedang; verapamil & diltiazem. Tdk dianjurkan: produk obat yg menyebabkan pemanjangan interval QT, jus grapefruit. Gunakan dg hati-hati: diuretik yg menyebabkan deplesi K (diuretik tiazid & loop diuretic), CYP3A4 inhibitor potensi sedang, & penginduksi CYP3A4.
C01EB17 - ivabradine ; Belongs to the class of other cardiac preparations.
Coralan Tab salut selaput 5 mg
56's (Rp765,413/pak)
Coralan Tab salut selaput 7.5 mg
56's (Rp765,413/pak)